Kompresi vs Distorsi

Share

Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai kompresi dan distorsi, dan interaksi antar kedua efek tersebut.  Haruskah saya menaruh kompresi sesudah distorsi, atau sebaliknya? Pertanyaan itu sering menjadi perdebatan di kalangan gitaris. Saya akan membahas detail mengenai efek kompresor dan cara menyusun atau menggabungkannya dengan efek distorsi.

Sebelum mengetahui apakah sebuah kompresor itu, kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang “dynamic range”.  “Dynamic range” adalah rentang jarak dari sinyal yang paling lemah hingga yang paling kuat, sedangkan kompresor adalah suatu alat untuk mengkontrol atau merubah “dynamic range” tersebut.  Sederhananya, kompresor berfungsi menaikan sinyal yang terlalu lemah dan menurunkan sinyal yang terlalu kuat sehingga dinamikanya tidak terlalu lebar.  Parameter dasar efek kompresor di gitar biasanya ada 3 yaitu, level, attack, dan sustain.  Beberapa efek seperti MXR dyna comp bahkan hanya memiliki 2 parameter yaitu output dan sensitivity.  Parameter output sama dengan parameter level, berfungsi mengatur besar sinyal yang terkompres, sedangkan istilah sustain yang sering juga disebut dengan sensitivity,  sebenarnya mengatur tingkat ambang batas atau “threshold” dimana kompresor tersebut akan bereaksi.  Untuk efek kompresor yang lebih lengkap seperti “The Warden” dari Earthquaker devices memiliki parameter lebih banyak selain dari 3 parameter dasar tadi, ada tambahan parameter tone, ratio, attack, dan release.  Dari seluruh parameter kompresor, jantungnya ada di parameter threshold/sensitivity/sustain, karena semua parameter lain akan selalu beruhubungan dengan parameter threshold tersebut. Prinsip dasar yang harus kalian pahami berhubungan dengan parameter “threshold” ini adalah, makin tinggi level “threshold” artinya makin sedikit kompresi yang dilakukan, dan makin rendah “threshold” berarti semakin banyak kompresi.  Dan untuk istilah parameter sensitivity atau sustain berlaku kebalikannya, jika kita memperbesar sustain berarti kita justru memperkecil threshold, membuat efek kompresor tersebut menjadi semakin sensitiv, artinya semakin besar kompresi tersebut dilakukan, sedangkan sebaliknya jika kita memperkecil parameter sustain artinya kita memperbesar threshold, yang berakibat efek kompresor tersebut semakin tidak sensitiv. Berikutnya adalah ratio, ratio merupakan perbandingan antara sinyal yang masuk dan sinyal yang dikeluarkan melewati kompresor, misalkan ratio 1:1 artinya setiap 1db sinyal yang masuk akan dikeluarkan 1db juga, berarti dalam hal ini tidak ada sinyal yang terkompresi sama sekali.  Jika ratio tersebut mengambil perbandingan 2:1 artinya setiap 2db sinyal yang masuk ke kompresor, akan dikeluarkan menjadi 1db saja.  Semakin besar ratio artinya sinyal akan semakin terkompres, sedangkan jika ratio kita set pada parameter 0 atau paling minimal, itu artinya ratio ada di perbandingan 1:1, suara gitar kita tidak akan terkompres sama sekali di level ini.  Attack merupakan kecepatan kompresor bereaksi, sedangkan release mengkontrol kecepatan kompresor untuk kembali ke setting yang ditentukan oleh sustain dan ratio.  Yang terakhir adalah parameter tone yang berfungsi mengatur warna suara gitar kita, semakin tinggi tone semakin tajam atau suara gitar, dan semakin rendah tone semakin tumpul suara gitar kita.  Parameter tone ini menjadi semacam treble boost dan treble cut control.

Secara tipikal efek kompresor ini diletakan di awal susunan pedalboard sebelum efek-efek lain, jika kalian menggunakan pedal volume dan tuner, pedal kompresor kita letakkan setelah kedua pedal tersebut, persis sebelum distorsi.  Dengan meletakannya seperti ini ada beberapa keuntungan yang kita dapat, salah satunya adalah kita bisa mengkontrol “dynamic range” sinyal gitar kita secara maksimal, karena gitar kita belum terproses oleh efek-efek lain, dan dengan menaruh efek kompresor sebelum distorsi, kita akan memperoleh suara distorsi yang lebih halus dengan sustain yang lebih konsisten.  Jadi jika kita butuh nada-nada melodi yang lebih sustain, menyusun efek kompresor sebelum distorsi merupakan pilihan yang tepat.  Berhati-hatilah menggunakan efek kompresor ini, karena jika penggunaannya tidak tepat maka permainan gitar kita justru menjadi flat dan kurang dinamis, terkadang kita justru membutuhkan dinamika di dalam permainan gitar kita, seperti misalnya pada musik blues yang sangat membutuhkan dinamika petikan kita.  Apa yang terjadi jika kita meletakkan efek kompresor sesudah distorsi.  Distorsi sendiri sebenarnya sudah merupakan salah satu bentuk kompresi natural, jadi dengan meletakannya sesudah efek distorsi, otomatis “dynamic range” yang dikontrol akan semakin kecil, karena suara gitar kita sudah terkompres oleh distorsi, dan alih-alih kompresor tersebut memperkuat sinyal yang lemah yang membuat nada menjadi sustain, justru kompresor tersebut akan memperkuat sinyal noise yang telah diperkuat oleh efek distorsi.  Itulah mengapa saya lebih menyukai meletakan kompresor sebelum distorsi.

 

Ingin Video Harmony Dasar Gratis?

Daftar dan dapatkan video pelajaran "Major & Major 7th Harmony" gratis dari Andy Owen

I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

I will never give away, trade or sell your email address. You can unsubscribe at any time.

Share